-->

Ka'bah Pusat Dunia, Tempat Terbaik dan Faktanya

Terbaik-Umat Islam meyakini Ka’bah adalah tempat ibadah pertama yang berdiri di muka bumi. Hal ini terabadikan dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran 96,  “Sesungguhnya rumah yang pertama kali dibangun untuk (tempat ibadah) manusia, adalah Baitullah di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”

Dari tampilan fisiknya, Ka’bah memang tidak mengadopsi desain dan arsitektur bangunan canggih. Bentuknya sederhana, sesuai namanya (Ka’bah berarti kubus) dengan ukuran panjang-lebar-tinggi: 13,16 m X 11,53 m X 12,03 m. Di dalamnya ada sebuah ruangan berukuran sekitar 10 X 8 meter persegi, dengan dua pilar menjulang ke langit-langit.
Fakta-fakta Mengenai Ka'bah :
1. Dalam sebuah penelitian, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite (tidak berujung). Hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
2. Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut (dari Ka’Bah) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.
3. Pada 1977 ilmuwan Mesir Dr Husain Kamaluddin mempublikasikan temuan ilmiahnya bahwa Mekkah adalah pusat bumi. Dibantu pakar Matematika dari Universitas Asyuth, Dr Muhammad Al-Syafi’I ‘Abd Al-Lathif, Husain melakukan penelitian bertahun-tahun melibatkan sekian banyak tabel matematika serta bantuan program komputer. Husain menyiapkan peta berisi gambar benua-benua. Ternyata ia mendapatkan Mekkah berada di tengah-tengah peta dunia. Ia mendapati bahwa tanah di permukaan bumi menyebar dari Mekkah sebagai pusat dengan sangat teratur. 
4. Hal lain menarik tentang Ka’bah diungkapkan oleh Agus Mustafa dalam bukunya, Pusaran Energi Ka’bah. Menurut Agus, mengapa doa-doa seorang muslim lebih cepat terkabul ketika ia tengah berada di depan Ka’bah atau Multazam, itu ada penjelasan ilmiahnya. Agus menyodorkan hukum gaya Lorentz  atau juga dikenal dengan aturan tangan kanan. Hukum itu mengatakan bahwa pada konduktor melingkar yang dialiri arus listrik berlawanan arah jarum jam, akan menghasilkan medan magnet yang mengarah ke atas. 

5. Ka’bah, ternyata ka’bah selain sebagai titik sentral menghadap ketika sholat (dari manapun arahnya ke Ka’bah menghadapnya) namun Ka’bah mempunyai keajaiban lain, Miracle Of Kaaba ini terbukti dengan penelitian ilmuwan, ditemukan bukti adanya keajaiban yang akurat dengan ditemukannya angka unik 1,618. Jarak dari ka’bah ke kutub utara dan jarak ka’bah ke kutub selatan, dimana jarak terpanjang di bagi dengan jarak terpendek hasilnya 1,618. Begitu juga jarak dari Ka’bah ke barat dan jarak ka’bah ke timur dimana sisi panjang di bagi sisi pendeknya, juga ketemu angka 1,618. Begitu juga jarak diagonal ka’bah di peta, dari jarak sisi panjang ke sisi jarak pendeknya di bagi dua, akan menghasilkan jarak 1,618. Dan jarak dimana ka’bah ke Timur dan ke Barat lebih semetris di bandingkan dengan jarak dari Greenwich Mean time (GMT). Di London yang dijadikan titik sentral untuk menentukan waktu dari 0 (nol ) derajat ke barat sejauh 180 derajat dan 0 (nol) derajat ke timur sejauh 180 derajat yang bertemu di Samudera Pasifik, sebenarnya tidak akurat, jadi menurut konsep ini mestinya pembagian waktu yang tepat bukan dari kota London, tapi kota Mekkah, Allahu Akbar.

Source 

Kisah ZANA Si Bigfoot

Pada tahun 1880an, di Rusia, satu makhluk perempuan serupa Bigfoot pernah ditangkap hidup-hidup. Ia kemudian hidup di tengah-tengah masyarakat dan melahirkan anak-anak dari manusia. Makhluk ini bernama Zana dan masih menjadi salah satu teka-teki cryptozoology yang membingungkan.


Kisah ini berasal dari wilayah Abkhazia di Georgia, Rusia, dan diceritakan oleh Dmitri Bayanov, seorang hominolog, dalam bukunya yang berjudul "In the Footsteps of the Russian Snowman".

Di wilayah itu, makhluk seperti Zana disebut dengan nama Abnuaaya. Tidak jelas bagaimana Zana bisa ditangkap pada awalnya. Beberapa laporan menyebutkan para pemburu tanpa sengaja bertemu dengannya dan segera menangkapnya. Laporan lain menyebutkan bahwa para penduduk lokal yang memang mengetahui adanya makhluk seperti Zana telah mengirim para pemburu untuk menangkapnya.

Tapi, paling tidak kita mengetahui bahwa Zana benar-benar tertangkap dan akhirnya menjadi milik seorang bangsawan bernama Edgi Genaba.

Bentuk tubuh Zana tidak seperti manusia biasa. Ia memiliki badan yang lebih tinggi dan dipenuhi dengan rambut-rambut berwarna hitam kemerahan yang memenuhi kepala hingga kaki. Ia juga memiliki bahu lebar dan otot yang kekar. Kulitnya berwarna gelap, jari-jari kaki dan tangannya lebih panjang dan besar dibanding manusia pada umumnya.

Zana tidak dapat berbicara. Selama puluhan tahun hidup di tengah manusia, Zana tidak pernah bisa belajar bahasa Abhkaz. Ia hanya mengeluarkan suara-suara keluhan dan menangis ketika sedih atau marah.

Ketika pertama kali ditangkap, para pemburu memberikannya kepada kepala wilayah Zaadan bernama DM Achba. Lalu Achba memberikannya kepada salah seorang pegawainya yang bernama Chelokua. Chelokua kemudian memberikannya kepada Edgi Genaba yang berkunjung ke wilayah itu. Genaba merantai Zana dan membawanya ke desa Tkhina di dekat sungai Mokva, 78 kilometer dari Sukhumi.

Pada mulanya, Genaba menolak memberikannya makan dan hanya mengurung Zana di dalam kerangkeng karena sikapnya yang seperti hewan buas. Namun setelah Zana menunjukkan sikap yang baik, Genaba mulai memberikannya makan. Setelah tiga tahun, Zana menunjukkan sikap yang semakin jinak sehingga Genaba memindahkannya ke tempat yang lebih besar dengan pagar. Setelah beberapa lama, Zana dibiarkan bebas tanpa dikurung.

Setelah dilepas, Zana tidak pernah berusaha melarikan diri.

Bertahun-tahun Zana tinggal di desa itu, ia tidak menunjukkan adanya perubahan berarti pada wajahnya. Giginya masih lengkap dan kekuatannya tidak berkurang. Ia bisa berenang menyeberangi sungai Mokva dengan mudah, bahkan ketika air naik dan arusnya deras.

Penduduk desa juga melaporkan bahwa Zana dengan mudah dapat mengangkat sebuah karung berisi 80 kg tepung dengan mudah. Karena itu, Zana akhirnya dilatih untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia seperti menggiling tepung dan mencari kayu bakar.

Lalu, suatu hari, peristiwa yang tidak disangka terjadi. Zana hamil. Tidak ada satupun pria yang mengakui sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Konon, Zana melahirkan anak-anak dari beberapa pria yang berbeda. Ia melahirkan anak-anaknya tanpa bantuan siapapun dan selalu membersihkan bayinya yang baru lahir di sebuah mata air. Akibatnya, semua bayinya tersebut tidak dapat bertahan hidup dan mati karena terkena air dingin.

Jadi, ketika Zana kembali melahirkan, para penduduk desa yang peduli membawa bayinya pergi dan membesarkannya. Empat bayi dibawa pergi oleh penduduk, dua laki-laki dan dua perempuan. Keempat anak ini berhasil hidup dan bertumbuh seperti manusia pada umumnya.

Memang, keempat anak ini disebut memiliki fisik yang sedikit berbeda dengan manusia pada umumnya, namun mereka tidak mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan penduduk lainnya.

Putra tertuanya bernama Dzhanda dan putra keduanya bernama Khwit. Putri tertuanya bernama Kodzhanar dan putri keduanya bernama Gamasa. Khwit meninggal pada tahun 1954. Sedangkan keturunan-keturunan mereka masih hidup dan tersebar di seluruh wilayah Abkhazia hingga sekarang.

Gamasa dan Khwit memiliki fisik yang kuat. namun penampilan mereka sudah jauh berbeda dari Zana. Sepertinya penampilan fisik dari ayahnya lebih dominan pada mereka berdua. Khwit meninggal pada usia sekitar 65-70 tahun. Ia disebut sebagai seorang yang gampang marah dan sering mengajak berkelahi para penduduk lain. Bahkan tangan kanannya menjadi cacat akibat salah satu perkelahian itu.

Khwit

Ada rumor yang beredar bahwa ayah Khwit dan Gamasa sebenarnya adalah Edgi Genaba sendiri, namun pada catatan sensus, kedua anak itu diberi nama keluarga Sabekia. Rumor ini mungkin berkembang karena Zana dikuburkan di pekuburan keluarga Genaba dan kedua anak Zana turut dibesarkan oleh istri Genaba.

Pada September 1964, arkeolog VS Orelkin dan Dmitri Bayanov yang tertarik dengan misteri ini berusaha menemukan kembali kuburan Zana. Namun karena semua keturunan klan Genaba telah meninggal, tidak ada yang dapat menunjukkan secara pasti letak kuburan Zana. Para arkeolog tersebut hanya dapat menemukan kuburan Khwit. Tengkorak Khwit lalu dibawa ke Moskow untuk diteliti lebih lanjut.


Antropolog MA Kolodieva membandingkan antara tengkorak Khwit dengan tengkorak pria lainnya yang juga berasal dari Abkhazia dan menemukan perbedaan yang sangat signifikan dalam ukurannya. Lihat foto perbandingan di bawah ini.


Walaupun kisah ini terdokumentasi dengan baik, namun banyak pertanyaan yang masih belum bisa terjawab dengan sempurna.

Apakah Zana berasal dari Species yang sama dengan manusia ?

Jika ya, mengapa ia bisa memiliki fisik yang berbeda ?

Pertanyaan-pertanyaan ini masih menjadikan Zana sebagai salah satu teka-teki paling membingungkan dalam dunia Cryptozoology.

FACEBOOK Mulai Ditinggalkan



Pengguna Facebook di beberapa negara dilaporkan menurun. Pada bulan Desember lalu, sekitar 600 ribu pengguna Facebook di Inggris gagal mengakses situs jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg.

Temuan ini dikeluarkan oleh perusahaan pemantau online, SocialBakers. Sejumlah ahli mensinyalir adanya kebijakan privasi pengguna dan muak terhadap Facebook lantaran terlalu banyak teman di dalamnya, menjadi dua alasan mengapa popularitas Facebook sedikit demi sedikit terkikis. Meski angka tersebut dibantah oleh pihak Facebook.

"Dari waktu ke waktu, kita mendengar tentang Facebook yang terus kehilangan penggunanya di beberapa wilayah," kata juru bicara Facebook, yang dilansir Dailymail, Selasa 15 Januari 2013.

Facebook mengklaim, data tersebut dirancang untuk kepentingan iklan semata, dan tidak menunjukkan jumlah pengguna Facebook sebenarnya secara akurat.

"Beberapa laporan menggunakan data yang diambil dari alat periklanan kami, yang memberikan perkiraan luas pada jangkauan iklan Facebook, tapi tidak dirancang untuk melacak pertumbuhan Facebook secara keseluruhan," jelas Facebook.

Perusahaan yang bermarkas di Menlo Park-California ini justru sedang senang, karena lebih dari 50 persen penggunanya aktif mengakses Facebook setiap hari.

Berdasarkan data SocialBalker, Amerika masih tercatat sebagai pengguna Facebook terbesar di dunia. Per bulan Desember, jumlahnya menjadi 167,4 juta, setelah mengalami penurunan 1,16 juta pengguna. Pada bulan yang sama, jumlah pengguna Facebook di Indonesia pun turut merosot menjadi 50,5 juta, setelah "lenyap" sekitar 310 ribu pengguna.

Sementara di Meksiko, jumlah pengguna FB menjadi 39,9 juta setelah ditinggal 27 ribu pengguna, sementara jumlah pengguna FB aktif di Inggris tersisa 32,3 juta, setelah menurun 946 ribu pengguna, paling ekstrim di antara yang lain.

Meski begitu, ada beberapa negara pelipur lara, di mana jumlah pengguna Facebook tumbuh stabil. Di Brazil misalnya, jumlah pengguna Facebook sekitar 65,2 juta, bertambah 2 juta pengguna aktif baru. India pun demikian, berkembang menjadi 62,7 juta, pasca jumlah penggunanya bertambah 1,5 juta.

"Saya pikir banyak isu privasi yang membuat orang menunda untuk masuk (ke Facebook)," kata Miles Stuart, dari situs Pocket Lint. "Banyak juga yang muak dengan iklan di dalam laman Facebook mereka.

Source

Red October, Virus Pencuri Data Pemerintah


Perusahaan keamanan online Kaspersky lab berhasil mengidentifikasi sebuah virus yang ditanam untuk tujuan spionase. Virus yang mampu menginfeksi berbagai gadget ini ternyata telah beroperasi selama lima tahun.

Diberitakan CBS News, Selasa 15 Januari 2013, virus yang bernama "Red October" atau disingkat "Rocra" adalah piranti lunak berbahaya (malware) yang mampu mencuri informasi dari target dan secara aktif mengirimkannya ke beberapa server command and control. Server ini merupakan pusat data yang dapat mengatur komputer yang menjalankan malware.

Laporan Kaspersky mengatakan, bentuk Rocra mirip dengan malware Flame yang menyerang jaringan komputer Iran tahun lalu. "Ini adalah kerjaan profesional kampanye spionase siber selama beberapa tahun," kata Kurt Baumgartner, peneliti keamanan senior di Kaspersky Labs.

Malware Red October memiliki beberapa karakteristik unik. Salah satu temuan yang paling mengejutkan, kata Baumgartner, target virus ini ditentukan oleh geopolitik, seperti instansi pemerintah, kedutaan besar, pusat penelitian nuklir dan militer.

Salah satu fungsi unik malware ini yaitu dapat menyalakan mesin yang terinfeksi dengan melekatkan sebuah plug-in ke dalam piranti lunak seperti Adobe Reader atau Microsoft Office. Bahkan jika malware ini coba dihapus, para peretas masih dapat mengakses komputer sasaran.

Malware ini menyerang tidak terbatas pada komputer tradisional. Perangkat mobile seperti Windows Phone, iPhone dan ponsel Nokia, menurut laporan ini, juga beresiko.

Kaspersky telah mengamati 60 domain dan mampu merekam dan mencatat enam yang disebut domian "sinkhole". Perusahaan ini juga mengamati puluhan ribu komunikasi berbahaya yang berasal dari ratusan domain. Perusahaan ini memperkirakan jumlahnya dapat mencapai jika.

Pengirim virus ini diprediksi telah bekerja sejak tahun 2007. Targetnya sebagian besar adalah negara-negara Eropa Timur, beberapa laporan serangan juga terjadi di Amerika Utara, Swiss dan Luksemburg. Kaspersky mensinyalir virus ini diciptakan oleh peretas China dan modul malware dibuat dalam bahasa Rusia. "Kami tidak mengatakan mereka adalah hacker Rusia, tetapi para pengembang berasal dari negara berbahasa Rusia," kata Baumgartner.

Source

Ilmuwan: Ikan Tidak Sakit Saat Dipancing


Saat melihat ikan terpancing lantas menggeliat, kadang kita berpikir betapa sakitnya ikan tersebut. Namun, opini itu ternyata salah. Ikan tidak merasakan sakit meski tubuhnya terpancing maupun mulutnya terkoyak.

Sebuah studi yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari tujuh ilmuwan dari University of Wyoming di Amerika Serikat, telah menyimpulkan bahwa ikan tahan terhadap rasa sakit. Kenapa? Karena hewan air ini tidak memiliki kemampuan otak yang merespons rasa sakit.

Menurut studi tersebut, reaksi ikan yang menggeliat dan nampak seperti kesakitan, hanyalah reaksi bawah sadar ikan, bukan respons terhadap rasa sakit.

Setelah diteliti, ternyata ikan tidak memiliki reseptor sensor seperti halnya manusia. Reseptor ini berfungsi menanggapi sensor yang merusak dan mengirimkan sinyal ke otak. Pada manusia, reseptor inilah yang menciptakan rasa sakit.

Bantah Studi Sebelumnya

Temuan terbaru ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa nociceptor memungkinkan makhluk hidup lebih refleksif dan dapat merasakan sakit.

Dalam penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh University of Edinburgh, pada bibir ikan Rainbow trout (spesies dari ikan Salmon) disuntikkan larutan asam. Kemudian terjadi perubahan perilaku ikan seperti menggosok mulut pada kerikil dan bergerak dengan gerakan goyang mirip mamalia yang stres. Lalu, reaksi itu disimpulkan sebagai bukti rasa sakit.

Namun, penelitian teranyar menemukan bahwa hanya ada sedikit 'serat C', yang ditemukan dalam ikan jenis trout dan ikan lainnya. Serat C ini merupakan jenis nociceptor yang menyebabkan rasa sakit.

Sementara itu, pemimpin penelitian terbaru, Profesor James Rose dari University of Wyoming di Amerika Serikat, juga menemukan bahwa otak ikan tidak mengandung neokorteks yang cukup untuk merespons rasa sakit. Neokorteks adalah bagian dari otak yang berfungsi sebagai sensor persepsi, menghasilkan perintah gerak, serta kemampuan mengenali objek di luar.

Rose menuturkan, ikan bisa mengalami pingsan atau respon naluriah dasar, tapi itu tidak menimbulkan perasaaan sadar atau sakit. Reaksi pada ikan trout, lebih karena ikan ini merasa tidak nyaman.

"Ada banyak konflik seputar isu ikan merasakan sakit dan apakah ikan bisa merasakannya. Para pemancing sering mendapatkan stigma sadis dan kejam. Ini adalah konflik sosial yang tidak perlu," kata Profesor Robert Arlinghaus, salah satu peneliti tim pada Telegraph.

Simpanse Juga Bisa Berlaku Adil

 
Tak hanya manusia, simpanse ternyata juga memiliki rasa keadilan. Sebuah studi di AS menemukan adanya kesamaan sikap berlaku adil antarsesama simpanse, seperti halnya manusia.

Ini adalah kali pertama peneliti mengidentifikasi karakteristik dari simpanse yang memiliki rasa keadilan yang sama dengan manusia.

Dalam studi tersebut, para peneliti menggunakan permainan ultimatum atau permainan "keadilan" pada 20 orang manusia berusia dua sampai enam tahun, juga pada enam simpanse dewasa. Hasilnya, peneliti menemukan respons yang sama pada simpanse dalam bersikap adil.

Dr Proctor Darby, peneliti dari Georgia State University, mengatakan bahwa alasan penggunaan permainan Ultimatum adalah karena permainan ini menjadi salah satu cara jitu untuk menentukan rasa fair pada manusia.

"Dalam permainan, salah satu individu akan mengusulkan pembagian hadiah pada individu lain. Biasanya manusia yang memiliki rasa murah hati akan membagikan 50 persen hadiah yang didapat pada temannya," kata Darby, seperti dilansir harian Telegraph, 15 Januari 2013.

"Ini yang juga kami temukan pada penelitian karakteristik simpanse," jelas dia.

Sementara itu, Dr Frans de Waal, rekan peneliti, menuturkan bahwa permainan Ultimatum ini akan menunjukkan perilaku ekonomi seseorang. Namun, banyak yang mengasumsikan bahwa permainan ini tidak bisa dilakukan pada simpanse, karena binatang itu hanya membuat pilihan yang egois saat bermain.

"Kami berkesimpulan bahwa simpanse tidak hanya memiliki rasa adil seperti manusia, tapi juga mempunyai pilihan prioritas ketika membantu sesamanya," kata de Waal.

Studi ini akan membuka pintu untuk eksplorasi lebih lanjut atas kesamaan perilaku simpanse dan manusia. Tak hanya itu, temuan ini diharapkan bisa mengungkap asal-usul evolusi sikap adil pada manusia.

Hasil dari penelitian ini telah diterbitkan secara online di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Source

NASA: Andromeda akan Tabrak Bima Sakti


Peneliti di Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memprediksi bahwa galaksi Bima Sakti - tempat Bumi berdiam - akan bertubrukan dengan galaksi Andromeda. Tubrukan itu akan terjadi sekitar 4 miliar tahun mendatang. 

Menurut harian USA Today, proyeksi itu diungkapkan astronom dan tim peneliti NASA setelah mengamati rekaman gambar dari teleskop antariksa Hubble. Mereka pun meriset hasil pantauan itu dengan simulasi komputer.
"Bima Sakti telah mengalami sejumlah benturan kecil, namun kali ini [dengan galaksi andromeda] belum pernah terjadi sebelumnya," kata astronom Rosemary Wyse dari Universitas John Hopkins dalam suatu pertemuan di NASA Kamis waktu setempat.
Bahkan, seperti dikutip Reuters, para ilmuwan lewat simulasi komputer menduga kedua galaksi itu tidak saja bertubrukan. Dalam enam miliar tahun mendatang Andromeda dan Bima Sakti bisa saja bergabung menjadi satu galaksi.

Andromeda merupakan salah satu galaksi di luar Bima Sakti. Menurut riset yang dimuat di Astrophysical Journal Letters 635, Andromeda berjarak sekitar 2,6 juta tahun cahaya dari Bumi (satu tahun cahaya setara dengan 5,9 juta mil atau sekitar 9,49 juta km).

Kendati diprediksi bersinggungan, kalangan peneliti yakin tidak akan sampai berdampak fatal bagi Bumi dan tata surya. "Bisa jadi Matahari akan bergerak ke kawasan yang baru di galaksi kita ini, namun Bumi dan tata surya tidak dalam bahaya kehancuran," demikian pernyataan NASA.

Meski tubrukan kedua galaksi ini terdengar mengerikan, jarak antarbintang dari masing-masing galaksi itu begitu luas. Sangat kecil kemungkinan Matahari akan bertabrakan dengan benda-benda apapun dari Andromeda.

Namun para astronom masih memperbincangkan seperti apa dampak tubrukan kedua galaksi itu. Apakah persinggungan itu akan melibatkan benturan antarbenda dari kedua galaksi atau hanya membersitkan cahaya.

700.000 Galaksi Baru Akan Ditemukan Tahun Ini

Dua lembaga survei benda langit asal Australia bernama Wallaby dan Dingo berharap akan menemukan 700.000 galaksi baru pada tahun 2013.

Lembaga survei itu menggunakan fasilitas teleskop radio besar terbaru yang berada di Australia Barat untuk menjelajahi ruang angkasa dan menemukan petunjuk tentang evolusi galaksi.

Teleskop seharga £65 juta atau sekitar Rp1 triliun ini memiliki nama Australian Square Kilometre Array Pathfinder (Askap) dan diletakkan di wilayah gurun terpencil di Autralia Barat, sekitar 196 mil dari Pelabuhan Geraldton.

Teleskop ini terdiri dari 36 piringan besar yang masing-masing memiliki lebar 12 meter dan semuanya bekerja sama menjadi satu antena.

Fungsi lain dari teleskop Askap adalah untuk membantu para astronom dalam menyelidiki salah satu misteri besar dari alam semesta, yaitu energi gelap.


Dikutip dari Wikipedia, dalam dunia kosmologi, energi gelap adalah suatu bentuk hipotesis dari energi yang mengisi seluruh ruang dan memiliki tekanan negatif yang kuat. Kekuatan ini yang menyebabkan galaksi terpisah pada tingkat kecepatan tertentu.

Meskipun tidak ada yang yakin terhadap adanya energi gelap, tapi teleskop Askap dipercaya dapat menjelaskan 73 persen dari terbentuknya alam semesta.

Menurut Dr Alan Duffy, tim peneliti teleskop Askap dari University of Western Australia, Askap adalah teleskop yang sangat mampu melakukan hal tersebut. Teleskop ini akan menemukan lebih banyak galaksi dan akan mempelajarinya secara rinci, berbeda dengan teleskop radio lainnya yang ada di dunia.

"Kami memperkirakan Wallaby akan menemukan 600.000 galaksi baru dan Dingo menemukan 100.000 galaksi yang tersebar pada triliunan kubik tahun cahaya," kata Alan Duffy, seperti dilansir dari Dailymail.

Nantinya teleskop Askap akan meneliti gas hidrogen yang ada pada galaksi, bahan bakar yang membentuk bintang, dan melihat bagaimana galaksi berubah dalam beberapa tahun terakhir.

Kelebihan lain dari teleskop ini adalah dengan penggunaan kamera radio yang bernama feed array, sehingga teleskop ini mampu memindai langit jauh lebih cepat dari teleskop radio yang ada. Selain itu, teleskop ini memiliki jarak pandang 150 kali lebih luas dari bulan.

Source

Terapi HIV dan Kanker yang Potensial

Kanker dan HIV merupakan penyakit yang menjadi momok karena belum ada obat yang bisa menyembuhkannya. Hal tersebut mungkin saja berubah dengan dikembangkannya terapi terbaru oleh para ilmuwan di Jepang.

Para ilmuwan di RIKEN Pusat Alergi dan Imunologi dan National Institute of Advanced Industri Sains dan Teknologi, University of Tokyo, menemukan cara meningkatkan sistem imun pasien. Teknik tersebut dianggap sebagai metode terbaik karena mampu mengurangi kemungkinan penolakan tubuh terhadap transplantasi.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell Stem Cell memfokuskan penelitian pada sitotoksik sel T, yaitu sel imun yang dapat mengenali secara cepat tanda-tanda dari sel kanker yang menyerangnya. 

Saat sel asing, baik itu sel lain, virus, maupun bakteri menyerang, sebenarnya tubuh sudah membuat sendiri mekanisme pertahanan, yaitu dengan mengerahkan sel-sel imun untuk melawannya. Hanya, sistem pertahanan ini belum terlalu kuat untuk menghadapi penyakit, seperti kanker dan HIV. Oleh karena itu, para peneliti berharap dengan menyuntikkan sel tambahan, sistem imun pun dapat diperkuat dalam melawan kedua penyakit ini.

Penelitian ini melibatkan dua percobaan dengan target yang berbeda. Satu percobaan menargetkan sel kanker kulit, sedangkan yang lainnya menargetkan HIV. Para peneliti mengekstraksi sel T yang dapat melawan sel penyakit yang kemudian dikonversi menjadi sel punca sehingga jumlahnya dapat bertambah dengan cepat. Sel punca yang sudah diproduksi tadi dikonversi kembali menjadi sel T. Secara teori, sel T baru ini seharusnya lebih kuat untuk melawan kanker kulit dan HIV.

Para ilmuwan mengatakan bahwa temuan ini merupakan suatu terobosan yang inovatif, tetapi masih pada tahap awal. Masih belum jelas apakah sel T yang direkayasa kembali benar-benar bisa melawan infeksi yang mereka diciptakan. Selain itu, keamanan penggunaan metode ini apabila diaplikasikan kepada penderita kanker maupun HIV juga belum dipertimbangkan.

John Burn, dari Institut Kedokteran Genetika di Universitas Newcastle, Inggris, menyatakan perhatiannya terhadap hasil penelitian ini.

 "Apabila sel-sel T hasil rekayasa ini terbukti efektif, ini masih menjadi tantangan dalam menghasilkannya dengan jumlah besar, tetapi tetap aman dan ekonomis," katanya. "Meskipun begitu, hasil penelitian ini memberikan janji nyata terhadap alternatif pengobatan baru ketika terapi konvensional telah gagal."

Source

Meteorit Langka Beri Petunjuk Evolusi Mars


Meteorit Mars yang baru saja ditemukan memberi petunjuk tentang evolusi Mars. Ini merepresentasikan bagian cerita yang hilang antara Mars yang dahulu hangat dan basah dengan Mars yang kini dingin dan kering.

Meteorit itu bernama NWA 7034. Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Science Express, Kamis (3/1/2013), mengungkap, meteorit tersebut berbeda dengan meteorit Mars yang lain, memiliki jumlah air lebih banyak.

Carl Agee, astronom dari University of New Mexico, yang memimpin studi, mengatakan bahwa NWA 7034 memiliki jumlah air 10 kali lebih banyak dari 110 meteorit Mars lain yang jatuh ke Bumi. Hal ini memberi petunjuk bahwa meteorit itu berasal dari permukaan Mars, bukan bagian dalamnya.

Agee mengatakan, meteorit tersebut adalah batuan Mars yang terbentuk dari erupsi vulkanik sekitar 2,1 miliar tahun yang lalu. Meteorit sebelumnya merupakan lava, kemudian membeku dan diperkaya dengan air.

Meteorit Mars yang sebagian besar terdapat di Sahara dan Antartika umumnya berasal dari masa tua Mars 4,5 miliar tahun lalu dan masa mudanya 1,3 juta hingga 600 ribu tahun lalu. Dengan usianya yang 2,1 miliar tahun, meteorit ini istimewa.

Agee seperti diberitakan Space, Kamis kemarin, menuturkan, NWA 7034 bisa memberi petunjuk periode transisi Mars dari hangat dan basah menjadi dingin dan kering. Studi lebih lanjut meteorit ini memungkinkan ilmuwan menguraikan evolusi Mars lebih lengkap.

Agee memastikan bahwa meteorit tersebut memang berasal dari Mars. Menurutnya, permukaan planet Merkurius dan Venus sebagai planet terdekat dengan Bumi terlalu kering untuk menghasilkan meteorit dengan karakter seperti NWA 7034.

Penelitian akan dilanjutkan dengan mengungkap berapa lama meteorit itu melayang di angkasa sebelum sampai ke Bumi. Pakar meteorit dari University of Alberta, Chris Herd, mengatakan bahwa meteorit ini adalah sampel yang bagus, belum banyak terkontaminasi.

Source

SINGKONG PUN BISA DISULAP MENJADI BERAS CERDAS


 Siapa sangka singkong bisa diolah menjadi beras yang rasanya lebih enak dan kaya nutrisi? Bahkan, rasanya pun lebih enak ketika digoreng dan dicampur sosis. Murtini, Kepala Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengklaim jika nasi goreng singkong lebih nikmat daripada nasi goreng dengan bahan baku beras. Senada dengan Murtini, Jatima, warga desa Panduman juga berujar, “Jauh bedanya jika dibandingkan dengan beras pembagian. Rasa nasi cerdas ini tak kalah dengan rasa nasi beras pulen."
Beras cerdas, begitulah beras dari singkong ini dikenal. Beras ini ditemukan oleh tim peneliti dari Universitas Jember tahun 2004 saat mengolah mocaf atau tepung singkong. Dalam penelitian lanjut, mocaf digunakan sebagai bahan baku beras cerdas.
Dengan mencampurkan beberapa bahan yakni mocaf, jagung, protein,susu, dan bahan tambahan untuk meningkatkan kandungan protein dan sifat fungsionalnya, maka beras cerdas ini dapat dihasilkan.
Mengapa disebut beras cerdas? Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Ahmad Subagio menjelaskan, beras cerdas merupakan beras restrukturisasi dari beragam bahan baku alami dan asli Indonesia. Beras ini diproses dengan teknologi cerdas sehingga lebih bergizi dan sehat.
Disebut cerdas karena memiliki beberapa konsep. Pertama, cerdas dalam bahan baku karena beras dikonstruksikan dari tepung lokal modified cassava flour (mocaf). Bahan baku pun juga disesuaikan dengan kekayaan pangan daerah.
Kedua, cerdas dalam proses karena beras tersebut diproses dari teknologi tingkat rendah (bisa diproduksi oleh warga) hingga tinggi. Cerdas ketiga adalah dalam cara masak karena dapat dimasak secara sederhana seperti kebiasaan orang Indonesia dalam mengolah beras.
Sedangkan cerdas keempat adalah pemanfaatan kesehatan (bahan baku disesuaikan untuk target spesifik kesehatan tertentu seperti malnutrisi). “Beras cerdas dimasak secara tradisional menghasilkan nasi dengan cita rasa, aroma, warna, dan ketampakan yang lebih disukai daripada dengan rice cooker,” tambah Ahmad, Rabu (2/1).
Untuk pengembangannya, saat ini Badan Ketahanan Pangan (BKP) Pusat, Kementerian Pertanian, dan BKP Jawa Timur, mendirikan empat pabrik model masing-masing berkapasitas dua ton per hari di Kabupaten Jember, Ponorogo, dan Blitar.
Sementara itu, beras cerdas ini sudah diperkenalkan kepada warga Jatim melalui program peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan sasaran keluarga miskin.
Namun, harga yang dibandrol Rp7.000 per kilogram dinilai masih terlalu berat. Murtini mengaku keberatan. “Bila harganya Rp5.000 per kilogram, mungkin rakyat akan membeli,” ujar Murtini.
Menanggapi masalah harga beras cerdas ini, Ahmad tak menampik bila harganya masih berat untuk warga pedesaan. Namun,  persoalan harga terdapat pada bahan baku. Tepung singkong seharga Rp4.000 per kilogram, setelah diproses harga pokoknya menjadi Rp6.500 per kilogram.
“Harga singkong sudah tinggi karena pemerintah tak mendorong masyarakat menanam singkong. Apalagi kini Indonesia mengimpor singkong pula,” tambah Ahmad.

Source